Halaman

Jumat, 29 Maret 2019

Tari Khas Kalimantan Timur "Tari Dayak Tempo"


Burung enggang sangat lekat kaitanya dengan masyarakat Dayak di Kalimantan. Di Kalimantan timur burung ini menjadi inspirasi dalam sebuah tarian, yang biasa di sebut Tari Burung Enggang.

Apakah Tari Burung Enggang itu? yuk kita cari tahu di sini.
Tari Burung Enggang merupakan salah satu tarian tradisional dari Kalimantan timur yang gerakannya menggambarkan kehidupan burung enggang. Tari Burung Enggang atau biasa di sebut dengan Tari Enggang ini sangat populer di Kalimantan timur, khususnya suku Dayak Kenyah. Dalam bahasa Dayak kenyah, Tari Burung Enggang biasa di sebut dengan tari kancet lasan. Tarian ini biasa di mainkan oleh para wanita suku Dayak di sana.
 
Tonton Yah YouTube kami!!
 
Menurut kepercayaan masyarakat Dayak kenyah, nenek moyang mereka berasal dari langit yang turun ke bumi menyerupai burung enggang. Sehingga Tari Enggang dianggap sebagai suatu penghormatan terhadap para leluhur mereka. burung enggang memang sangat di muliakan oleh masyarakat Dayak terutama suku Dayak kenyah. Bulu – bulu burung enggang selalu memegang peranan yang penting pada setiap upacara adat dan tariannya. Selain itu bentuk burung enggang juga banyak terdapat pada setiap ukiran yang di buat oleh suku Dayak kenyah. 

Gerakan dalam tarian ini mempunyai 3 gerakan dasar yaitu nganjat, ngasai, dan purak barik. Semua gerakan itu seakan mengumpamakan penari seperti burung enggang. Pada gerakan ngasai, penari menari seperti burung enggang sedang terbang. Sedangkan pada gerakan purak barik, penari menari seperti burung yang berpindah tempat. selain itu gerakan nganjat yang merupakan gerakan utama atau gerakan khas Dayak menyerupai burung enggang yang membuka dan menutup sayapnya
Dalam pertunjukan Tari Enggang, penari menari di balut dengan busana  adat Dayak dan ikat kepala yang di hiasi dengan bulu burung enggang. Saat menari, penari menggunakan bulu burung enggang di tanggannya sebagai property dalam menarinya. Bulu burung enggang tersebut di ikatkan di jari tangan seperti cincin, sehingga tidak mudah lepas saat di ayunkan. Dalam pertunjukannya penari menari dengan iringan musik tradisional suku Dayak. Dengan iringan musik tersebut penari menari seperti burung enggang dengan lemah gemulai seakan menggambarkan kecantikan dan kelembutan wanita Dayak.
Gambar : pertunjukan tari enggang
Dalam perkembangannya,  Tari Burung Enggang menjadi tarian wajib dalam setiap acara seperti acara adat, penyambutan tamu, dan festival budaya. Dalam pertunjukan Tari Enggang saati ini banyak terdapat kreasi baru pada gerakan dan busananya. Semua itu di lakukan agar tarian tersebut dapat terlihat lebih menarik, namun tidak menghilangkan makna dan filosofi dalam tariannya.
Nah cukup sekian pengenalan tentang Tari Burung Enggang dari Kalimantan timur. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda tentang kesenian tari tradisional di Indonesia.
 
Sumber : http://www.negerikuindonesia.com/2015/03/tari-burung-enggang-kalimantan-timur.html

Senin, 11 Maret 2019

UKM Seni dan Bdaya (SEDAYA) STIPER Kutai Timur

Masyarakat Kutai Kertanegara Ing Martadipura memiliki satu tarian tradisional yang masih dilestarikan hingga saat ini yaitu Jepen. Kesenian tradisional khas pesisir Sungai Mahakam ini berupa tari yang berakar dari nilai-nilai filsafat Melayu dan adat ketimuran ini masih banyak dijumpai.
Salah satu tari kreasi yang terinspirasi dari tari jepen adalah tari jepen genjoh Mahakam. Sebagian besar gerak dalam tari ini bersumber dari tari jepen, misalnya gerak gelombang, samba setengah, samba penoh, ayun anak, jalan kenyak, saluang mudik, dan gerak taktim. Secara umum, dapat dikatakan bahwa tari jepen genjoh mahakam merupakan tari yang dinamis, atraktif, dan energik, tetapi tetap bersahaja dan merepresentasikan kebudayaan Melayu.

Kebersahajaan tersebut juga tercermin dalam tata rias dan busana. Tata rias para wanita penari jepen genjoh mahakam umumnya dibuat minimalis, tanpa menghilangkan keanggunan dengan sentuhan busana bernuansa Melayu yang santun dan bersahaja. Penari jepen genjoh mahakam juga dilengkapi tongkat berselendang yang membuat pementasan tari kreasi ini semakin mempesona.
Dari segi musik, pengaruh alat musik kontemporer tidak bisa dihindari. Meski demikian, bukan berarti menghilangkan secara penuh musik tradisional Kutai. Kelompok-kelompok tari kreasi jepen yang banyak bermunculan di Kabupaten Kutai Kertanegara masih menggunakan musik tradisional yang disebut dengan musik tingkilan sebagai musik yang mengiringi pementasan tari jepen.
Musik tingkilan bersumber dari beberapa suara alat musik tradisional asal Kutai, seperti gambus berdawai enam dan ketipung. Selain itu, tak lupa di sela-sela musik yang sedang bermain diselipkan syair-syair berupa pantun saling berbalas yang berisi petuah-petuah moral menurut adat ketimuran. Tari jepen dapat dikatakan sebagai kesenian lintas budaya, mengingat kesenian serupa juga ditemukan di pesisir Pulau Sumatera dan Serawak, Malaysia, yang lebih dikenal dengan nama tari japin atau zapin atau zafn.
Untuk melestarikan tari jepen sebagai kesenian asli Kutai Kertanegara, pemerintah setempat setiap tahun menggelar Festival Jepen yang melahirkan banyak tari kreasi jepen dari berbagai kecamatan di Kabupaten Kutai. Kegiatan tersebut patut dihargai sebagai usaha-usaha untuk tetap melestarikan kesenian jepen, sehingga kini tari kreasi jepen banyak dijumpai dalam berbagai acara budaya, seperti pernikahan adat, penyambutan tamu, atau acara khitanan.